Perbedaan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini di Negara-negara Asia Tenggara


Pendidikan anak usia dini merupakan tahap awal dalam proses pendidikan anak-anak sebelum memasuki pendidikan formal. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kualitas pendidikan anak usia dini adalah kurikulum yang diterapkan. Di negara-negara Asia Tenggara, terdapat perbedaan signifikan dalam kurikulum pendidikan anak usia dini.

Perbedaan kurikulum pendidikan anak usia dini di negara-negara Asia Tenggara dapat dilihat dari pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut Dr. Amin Subekti, pakar pendidikan anak usia dini dari Universitas Negeri Yogyakarta, “Setiap negara memiliki keunggulan dan kelemahan dalam pendekatan pembelajaran anak usia dini. Misalnya, di Indonesia, pendekatan bermain masih menjadi fokus utama dalam kurikulum, sementara di Singapura, pendekatan akademis lebih ditekankan.”

Di Thailand, kurikulum pendidikan anak usia dini menekankan pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional anak. Menurut Dr. Somsak Riangkraivuth, ahli pendidikan dari Chulalongkorn University, “Penting bagi anak-anak untuk belajar berinteraksi dengan lingkungan sejak usia dini. Oleh karena itu, kurikulum pendidikan anak usia dini di Thailand menitikberatkan pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional.”

Sementara itu, di Malaysia, kurikulum pendidikan anak usia dini lebih menekankan pada pengembangan kreativitas dan inovasi anak. Menurut Prof. Dr. Noraini Idris, ahli pendidikan dari Universiti Kebangsaan Malaysia, “Anak-anak perlu diberi ruang untuk berekspresi dan mengembangkan kreativitas mereka sejak usia dini. Oleh karena itu, kurikulum pendidikan anak usia dini di Malaysia dirancang untuk meningkatkan kemampuan kreatif anak-anak.”

Dengan adanya perbedaan dalam kurikulum pendidikan anak usia dini di negara-negara Asia Tenggara, perlu adanya kerjasama antar negara untuk saling belajar dan bertukar pengalaman guna meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini di wilayah tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Dr. Amin Subekti, “Kerjasama antar negara dalam bidang pendidikan anak usia dini dapat membantu meningkatkan pemahaman akan keunggulan dan kelemahan masing-masing kurikulum, sehingga dapat menciptakan pendidikan anak usia dini yang berkualitas di Asia Tenggara.”